Ita Windasari

istriku. azan magrib mengulum matamu. alismu rebah terbangun. rambutmu yang magrib lelap di leherku. kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batubatu tasbih. merah di luar kamar bercengkerama di keningmu. matamu terbuka seumpama fajar terluka. bilal mengundang ke perjamuan magrib. menyantap sumsum alfatiha dan anggur arrahman.

Sabtu, 24 Juli 2010

Sajak Raudal Tanjung Banua


Mengenang Rendra di Kraton Buton

Benteng yang kokoh akhirnya
akan tegak dalam kesunyian
Istana yang sederhana
akhirnya ditinggalkan
Masjid dan tiang bendera
meriam dan pintu-pintu,
Kapal-kapal, pelabuhan serta mercu
di laut jauh
semua bergerak meninggalkanmu...
Tidak. Sebagian masih tegak
berjaga, di bagian mana dirimu
Kubayangkan menjelma jadi dinding batu
Keras dan tabah menghimpun
segala yang bersisa
jadi milikmu, jadi milik delapan kanak-kanak
yang matanya setajam mata jangkar tua
di pelataran-mata yang memiliki tatapanmu,
dan akhirnya menjadi milik sang waktu!

BauBau, 2009

Sumber:
http://www.suarapembaruan.com/News/2009/11/15/Budaya/bud02.htm

Tidak ada komentar: