Ita Windasari

istriku. azan magrib mengulum matamu. alismu rebah terbangun. rambutmu yang magrib lelap di leherku. kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batubatu tasbih. merah di luar kamar bercengkerama di keningmu. matamu terbuka seumpama fajar terluka. bilal mengundang ke perjamuan magrib. menyantap sumsum alfatiha dan anggur arrahman.

Jumat, 23 Juli 2010

Kembali Terkenang Para Kekasih



Rindu tergaru musim baharu
Kenangan tersaruk-saruk di hutan-hutan Anduonohu
Bukit marun angin yang harum
Menggiurkan kata-kata mengharukan segenap mata

Di pantai Abeli, sayup-sayup pedih dari sepasang kedasih

Kembali terkenang para kekasih
Oh bunda yang jauh oh winda yang berlabuh
Waktu adalah surga
Jarak ialah sajak

Di bawah telapak kaki cakrawala
Aku digonggong musim kerinduan
Yang berkepanjangan

Kendari, 24 Juli 2010

Tidak ada komentar: