Ita Windasari

istriku. azan magrib mengulum matamu. alismu rebah terbangun. rambutmu yang magrib lelap di leherku. kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batubatu tasbih. merah di luar kamar bercengkerama di keningmu. matamu terbuka seumpama fajar terluka. bilal mengundang ke perjamuan magrib. menyantap sumsum alfatiha dan anggur arrahman.

Minggu, 30 Mei 2010

Pedas Lada Pasir Kuarsa

PEDAS LADA PASIR KUARSA [ANTOLOGI PUISI TEMU SASTRAWAN INDONESIA.II - BABEL]

Posted in INDONESIA KITA on Agustus 11, 2009 by aliansisastrawanaceh Editor : Raudal Tanjung Banua – Sunlie Thomas Alexander – Indrian Koto
Desain Cover : Sunlie Thomas Alexander
Gambar Cover : Acep Zamzam Noor
Ilustrasi : Agustinus Wahyono [Gus Onoy]
Edisi I : juli, 2009
ISBN : 978-602-95266-0-8
Penerbit : Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Kepulauan Bangka – Belitung
PARA PENULIS :
Koko P.Bhairawa
Hardho Sayoko
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Ahmad Kekal Hamdani
Ali Syamsuddin Arsi
Ari Pahala Hutabarat
Ariffin Noor Hasby
Budhi Setyawan
D.Kemalawati
Dian Hardiana
Dian Hartati
Doel CP Allisah
Eko Putra
Esha Tegar Putra
Firdaus
Fitri Yani
Hariyanto Prasetyo
Heri Maja Kelana
Hudan Nur
Isbedy Stiawan ZS
Kedung Darma Romansha
LK.Ara
Marhalim Zaini
Mutia Sukma
Nersalya Renata
Ni Made Frischa Aswarini
Nurhayat Arif Permana
Reina Caesilia
Ichsan Mokoginta Dasin
Sudarni
Toto ST Radik
Fitra Yanti
Y.Thendra BP
Sindu Putra
Hasan Aspahani
Jajang R.Kawentar
Syaifuddin Gani
Willy Siswanto
Hajriansyah
Fikar W.Eda
Adin
M,Aan Mansyur
Bode Riswandi
Saad Toyib
Mustafa Ismail
Iif Ranupane
Irman Syah
Nur Wahida Idris
Faisal Kamandobat
As’adi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Ragil Supriyanto Samid
Irianto Ibrahim
Bernard Batubara
Saderi
Samsudin Adlawi
Tarmizi Rumahitam
Yopi Setia Umbara
Y.S. Agus Suseno
Bara Pattyradja
Asep Samboja
Arsyad Indardi
Bustan Basir Maras

Surat Cinta B.J. Habibie

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

Sabtu, 22 Mei 2010

Di Padang Konda

di padang-padang konda langit dikerumuni senja
bukit-bukit merenung dirayapi angin tundra
tujuh anoa membahana memburu cahaya magrib
anaway menuruni lembah nasib dan matahari pun raib

konda, maret 2010

Rabu, 05 Mei 2010

Ibu, 24 April 2010

di batu nisan,
aku terpukau,
betapa singkat ini insan.

kucium cintamu di atas bangsal
kurindukan lagi ciumanmu di batu nisan

ibu

Selasa, 04 Mei 2010

Ibuku Telah Pergi

Sabtu, 24 April 2010, pukul 10.30 Wita, ibuku tercinta, Siti Maryam, telah menghadap ke haribaan Ilahi di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Polewali Mandar, Sulbar, dalam usia 71 tahun. Dia pergi dengan begitu tenang seperti air dalam bergerak diam-diam. Kami, kedelapan anak-anaknya mengelilingi bangsal dan juga sanak saudara, menantu, cucu, dan ponakan. Di situ juga, ayah kami, suami ibu tercinta menyaksikan bersama. Geluruh kalimah "Lailaha Illalah memenuhi Ruang ICU dan menjadi suara suci mengiringi kepergian ibunda tercinta.

Selamat jalan Ibu Cinta, Ibu Rindu, Ibu Purnama.
Setiap waktu, setiap lima waktu, kami selalu mendoakanmu, kiranya Surga menantimu. Amin.

Short-list Anugerah Puisi CSH 2009

Short-list Anugerah Puisi CSH 2009

Berikut adalah lima buku puisi yang terpilih sebagai lima besar Anugerah Puisi CSH 2009. Disusun secara alfabetis:

Akar Berpilin karya Gus tf. Penerbit Gramedia, Jakarta, Juni 2009.
Lagu Cinta Para Pendosa karya Zaim Rofiqi. Penerbit Alvabet, Tangerang, Mei 2009.
Memento karya Arif Bagus Prasetyo. Penerbit Arti Foundation, Denpasar, April 2009.
Puan Kecubung karya Jimmy Maruli Alfian. Penerbit Kata Kita, Depok, Februari 2009.
Telimpuh karya Hasan Aspahani. Penerbit Koekoesan, Depok, Juni 2009.

Satu buku puisi akan dipilih sebagai pemenang Anugerah Puisi CSH 2009 dan akan diumumkan pada awal Juni 2010.

Informasi tentang Anugerah Puisi CSH 2009 juga dapat dilihat di: http://cecepsyamsulhari.webs.com

Cimahi, 27 April 2010
Cecep Syamsul Hari