Ita Windasari

istriku. azan magrib mengulum matamu. alismu rebah terbangun. rambutmu yang magrib lelap di leherku. kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batubatu tasbih. merah di luar kamar bercengkerama di keningmu. matamu terbuka seumpama fajar terluka. bilal mengundang ke perjamuan magrib. menyantap sumsum alfatiha dan anggur arrahman.

Kamis, 29 Juli 2010

Sajak Indrian Koto


Masangin
Syaifuddin Gani

kau ingin mencoba peruntunganmu sekali lagi:

melewati gerbang yang membuka dirinya
untuk semua yang datang.
tak pernah tersesat kau sesungguhnya
ada aku yang mengasihimu, lebih dari
sekedar ingatan-ingatan kecil dan gerutuan
bertahun lampau. semua kekal di sini,
lekat di antara yang berdatangan

turis-turis dengan alkohol di tangan
membuatmu cemas dan melihatnya
semata ancaman yang akan membunuh kita semua

di depan beringin itu, kukira kita akan kekal
sebagaimana malioboro yang mengabadikan peristiwa
membuat semua orang ingin ke sana
tentu juga kau
--ah tidak ada lagi yang tersisa sebagai kenangan
kita kehilangan apa pun sebagai tempat pulang.
di tempat-tempat begini, tempat orang-orang datang

dan pergi. apalah kita. sekumpulan
orang-orang panik yang tunduk

pada gerbang yang membuka dirinya. tempat kau mencoba
memasukinya dan berkali tersesat arah

2009

Tidak ada komentar: